Ritual Rebo Wekasan
Rebo Wekasan merupakan salah satu
ritual rakyat yang setiap tahunnya diselenggarakan di daerahku. Di desa Suci,
Gresik setiap bulan kedua tahun hijriah pasti akan ada perayaan dengan pasar malam
yang memenuhi jalan raya wilayah desa suci. Karena rumahku tak terlalu jauh akupun
biasanya mengunjunginnya bersama keluarga maupun teman-temanku.
Rebo Wekasan
sendiri diartikan sebagai perayaan yang selalu dirayakaan tepat pada hari rabu
dalam bahasa jawa disebut rebo, sedangkan wekasan sendiri adalah pesan,
sehingga arti dari rebo wekasan itu sendiri yakni pesan yang harus disampaikan
pada hari rabu (cerita ini kudengar sewaktu SD). Pada puncak perayaan akan ada
arak-arakan nasi kuning yang dibentuk seperti tumpeng yang ukurannya tidak
seperti biasa atau besar sekali di ikuti pula susunan lauk dan buah yang
mengerucut seperti tumpeng tadi. Arak-arakan tersebut dibawa dari kantor kepala
desa hingga masjid yang dijadikan tempat untuk pemanjatan doa. Sebelum
arak-arakan yang berlangsung di pagi hari, biasanya pada tengah malam antara
hari selasa dan rabu akan ada pengajian yang juga diselenggarakan di masjid
itu.
sewaktu aku SD dulu aku juga mendengar
kisah mengenai asal muasal rebo wekasan, namun aku juga tidak pernah
menanyakannya lagi dan memastikannya. Ceritanya itu bahwa dulu karena daerah
suci itu gersang dan sulit ditemukan air dan hujan sudah lama tidak turun ada
siluman ular yang jahat ingin orang-orang di wilayah tersebut menyembahnya.
Siluman tersebut mengatakan apabila orang-orang menyembahnya maka ia akan
membuatkan sumber air agar masyarakat tidak mati. Namun karena waktu itu ada
wali penyebar islam yang tiba dan menganggap itu perbuatan musrik ia menantang
siluman ular tersebut jika hujan muncul ia akan menjadi batu, namun jika ia
dapat membuat sumber air yang jernih maka wali itu akan membiarkannya. Tak
berapa lama dengan kekuatan doa-doa wali tersebut mendung datang dan terjadilah
hujan sebelum siluman ular itu membuat sumber air. Dan terjadilah keajaiban,
sang siluman tersebut menjadi ular di bawah pohon Sono yang besar. Dan
disitulah juga sang wali menyuruh masyarakan membuat bak air untuk menampung
air hujan sehingga mereka tidak kekurangan air lagi dan dijadikan tempat
masyarakat mandi mencuci baju dan lain sebagainya.
Pemandian tersebut diberi
nama Sendang Sono karena diapit oleh dua pohon besar yakni pohon sendang dan
sono yang tempatnya persis di depan masjid tadi. Mitosnya apabila ritual rebo
wekasan tidak diselenggarakan maka ditakutkan ular tersebut akan hidup dan
menganggu masyarakat yang mayoritas warganya merupakan muslim. Aku tidak tahu
benar atau tidak cerita tersebut karena budaya foklor di daerah tersebut juga
masih sering terjadi, menjadi cerita turun-temurun.
Perayaan rebo wekasan
biasanya membuat jalam raya akan macet total karena banyak penjual yang
menjajakan barangnya di trotoar jalan, sehingga pada puncak acara jalan akan
ditutup sekitar satu hari 24 jam (dari jam 12 siang hari selasa hingga jam 12
siang hari rabu) karena seluruh pengunjungnya akan berjalan kaki sejauh jalan
raya di wilayah suci tersebut. Jalan tersebut akan dipenuhi orang yang lalu
lalang membeli beraneka barang dan kebutuhan. Biasanya dari dua minggu sebelum
perayaan para penjual sudah menghuni tempat yang ada. apalagi dimalam puncak
ritual perayaan rebo wekasan. Jalan raya yang trotoarnya dipenuhi penjual itu
akan penuh dengan manusia yang rela berdesak-desakkan demi mengunjungi perayaan
yang hanya digelar setahun sekali itu.
Apalagi di lapangan sebelah kantor
kepala desa akan banyak ditemui permainan-permainan anak, seperti bianglala,
ombak, perahu-perahuan, pancingan, rumah hantu, rumah balon dan banyak yang
lainnya. Anak-anak seolah dimanjakan oleh permainan tersebut. Dulu sewaktu aku
SD karena sekolahku di wilayah suci, setiap perayaan rebo wekasan sekolah akan
masuk setengah hari saja lalu anak-anak dibebaskan untuk jalan-jalan, aku dan
teman-teman paling menunggu-nunggu moment rebo wekasan karena kami boleh
jalan-jalan, membeli makanan yang ingin kami beli sendiri, namun masih tetap
dalam pengawasan guru.
Sekarang rebo wekasan dijadikan ritual aau perayaan
wajib di desa suci dan merupakan pesta orang Desa Suci karena orang-orang akan
mengunjungi sanak saudara dan akan disuguhi makanan khas yakni lontong bumbu
kuning. Seperti halnya lebaran saat Rebo Wekasan pun disebut-orang-orang adalah
lebaran kedua masyarakat Desa Suci.
(ini adalah salah satu tulisan yang aku buuat untuk tugas semester 3.. hahahaha ketawa bacatulisanku sendiri. Masih kaku banget tulisannya, but Im try to write. Jujur saja aku bukan orang Gresik Asli tapi aku selalu menyukai acara tahunan ini.)
Komentar
Posting Komentar